Prajurit Jaga Malam | Chairil Anwar

by | |
Share :
Puisi karya Chairil Anwar banyak memiliki peran dalam perjuangan bangsa Indonesia. Beberapa makna puisi terkenal Chairil Anwar dalam sejarah perjuangan Indonesia di antaranya adalah :
  1. Meningkatkan semangat tempur para pejuang yang sedang berada di garis depan melawan penjajah. Dengan puisinya, Chairil Anwar mengingatkan para pejuang, bahwa perjuangan membela tanah air adalah sebuah perbuatan yang mulia. Hal ini ditunjukkan melalui puisi berjudul Maju marisini. Dalam baitnya, Chairil mengatakan, Sekali Berarti, Sudah itu mati.
  2. Menggelorakan nasionalisme penduduk Indonesia untuk tidak tunduk pada penjajah. Bait puisi Aku, Chairil menulis “Aku mau hidup seribu tahun lagipeace. Hal itu adalah untuk mengingatkan bangsa Indonesia untuk jangan pernah menyerah menghadapi perjuangan. Dan mengajak untuk yakin, bahwa perjalanan masih panjang dan harus diperjuangkan.
  3. Perang syaraf pada penjajah. Dengan kemampuannya menuliskan puisi yang menggelorakan semangat juang bangsa, Chairil Anwar ingin menunjukkan pada penjajah bahwa perjuangan bisa dilakukan dengan cara apa saja. bukan sekedar melalui pertempuran senjata. Hal ini menjadikan penjajah cukup khawatir atas semua agitasi yang dilakukan oleh Chairil Anwar, mampu memunculkan semangat perjuangan bangsa Indonesia.
  4. Menciptakan persatuan Indonesia . Puisi adalah seni. Dan seni adalah bahasa universal. Dengan adanya seni melalui puisi, Chairil Anwar ingin menyatukan seluruh elemen bangsa agar bisa bersatu padu melawan penjajah dan melupakan identitas kelompok. Bahasa pemersatu adalah melalui puisi.
Salah satu Puisi Perjuangan Chairil Anwar berjudul Prajurit Jaga Malam dibawah ini :

Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu ?
Pemuda-pemuda yang lincah yang tua-tua keras,
bermata tajam
Mimpinya kemerdekaan bintang-bintangnya
kepastian
ada di sisiku selama menjaga daerah mati ini
Aku suka pada mereka yang berani hidup
Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam
Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu……
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu !
1948
Siasat,
Th III, No. 96
1949

0 Comment:

Post a Comment

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ ~x( :-t b-( :-L x( :-p =))